Overlord (Novel) - Volume 1 Chapter 3 Part 4
Baca manga Overlord (Novel) Volume 1 Chapter 3 Part 4 bahasa Indonesia terbaru di keromanga. Manga Overlord (Novel) bahasa Indonesia selalu update di keromanga. Jangan lupa membaca update manga lainnya ya. Daftar koleksi manga keromanga ada di menu Daftar Manga.
Lapor Gambar Rusak / Tidak Sesuai / Tidak Terload Lapor [DISINI]
Chapter
3
Battle of Carne
Village - Pertempuran di desa Carne
Part 4
"OOOOOOOOOOHHHHHHHHHH"
Raungan
kuat memecah udara.
Itu
adalah tanda bagi pembantaian yang berubah menjadi pembunuhan masal yang
sedikit berbeda.
Dalam
sekejap mata, para pemburu menjadi yang diburu.
Londes
Di Gelanpo mungkin mengutuk Dewanya berkali-kali dalam 10 detik ini daripada
ketika hidup dahulu. Jika Dewa benar-benar ada, maka mereka seharusnya
mengalahkan makhluk jahat sekarang ini. Londes adalah orang yang taat --
mengapa Dewa membiarkannya?
Dewa
tidak ada.
Di
masa lalu, dia menghina orang-orang yang tidak percaya pada Dewa sebagai orang
yang bodoh. Lagipula, jika Dewa tidak ada, bagaimana para pendeta bisa
mengeluarkan magic? Dan sekarang, dia menyadari bahwa dialah yang bodoh.
Seorang
Monster muncul di depannya -- Death Knight, lebih tepatnya -- semakin mendekat.
Dia
mundur beberapa langkah, mencoba untuk kabur dari monster itu
Suara
berderit datang dari armor yang dia kenakan, dan pedang yang dia pegang dengan
dua tangan bergetar tidak teratur. Dia bukan satu-satunya; 18 knight lainnya
yang mengelilingi Death Knight juga bersikap demikian.
Meskipun
mereka dipenuhi ketakutan, tak ada yang lari. Ini bukan keberanian -- Gemeretak
gigi mereka adalah buktinya. Jika mereka bisa, mereka akan lari
secepat-cepatnya dan sejauh-jauhnya.
Itu
karena mereka tahu tidak akan bisa kabur.
Mata
Londes berpindah-pindah, memohon pertolongan.
Alun-alun
ini berada di pusat desa, dimana Londes dan bawahannya telah mengumpulkan
penduduk desa berjumlah 60 atau lebih. Mereka terlihat ketakutan pada Londes
dan pasukannya, sementara itu sekelompok anak-anak bersembunyi di menara kayu.
Beberapa
anak-anak memegang tongkatnya, tapi tak ada dari mereka yang dalam posisi
kuda-kuda. Hanya itu yang bisa mereka lakukan agar tidak menjatuhkan tongkat
mereka.
Dalam
serangan Londes ke desa, mereka telah mengejar penduduk hingga alun-alun.
Mereka mencari rumah-rumah, lalu memaksa keluar siapapun yang sedang
bersembunyi di ruang bawah tanah, mereka menyiramkan minyak dan membakarnya.
Ada
empat orang knight yang berdiri berjaga di sekitar desa dengan busur dan panah,
tugas mereka adalah menembak siapapun yang mencoba kabur. Mereka sudah
melakukan ini berkali-kali, bisa dikatakan mereka adalah veteran dalam bidang
ini.
Pembantaian
yang terjadi berlangsung cukup lama, tapi sukses, dan mereka telah mengumpulkan
penduduk desa yang selamat dalam satu tempat. Setelah itu, mereka akan
melepaskan beberapa tawanan sebagai umpan.
Seharusnya
seperti itu, tapi --
Londes
masih teringat saat itu.
Pemandangan
Erior yang terbang ke udara, setelah beberapa penduduk desa terakhir berlarian
ke alun-alun.
Seharusnya
itu tidak mungkin. Tak ada yang tahu apa yang terjadi. Bagaimana bisa mereka
mengerti alasan mengapa seorang pria yang terlatih dan berpakaian armor lengkap
-- dan masih punya berat meskipun diringankan oleh magic -- bisa terbang ke
udara seperti bola?
Setelah
terbang sekitar tujuh meter ke udara, dia terjatuh ke tanah dengan meluncur
deras dan tidak bergerak sama sekali.
Satu
Monster yang membuat tulang bergidik ngeri berdiri di tempat Erion asal
mulanya. Undead yang membuat bulu kuduk berdiri yang disebut 'Death Knight'
menurunkan perisai tower yang dia gunakan untuk menghempaskan Erion berdiri di
depan mereka.
Ini
semua asal muasal dari keputus asaan mereka.
"Aiiiieeeee!"
Teriakan
kepanikan mereka menggema di udara. Salah satu pria yang meringkuk bersama
temannya tidak bisa menyaksikan teror yang mematikan dan kabur dengan teriakan.
Dalam
situasi sekarang ini, sangat wajar bahwa -- ketika dipaksa hingga titik
tertentu -- orang akan boneka yang terputus talinya. Namun, diantara semua
teman-temannya yang kabur, tak satupun dari mereka yang bergabung dengannya.
Alasannya sangat jelas.
Sebuah
badai hitam berputar di depan penglihatan Londes.
Tubuh
Death Knight lebih besar dari manusia normal, tapi gerakannya yang lincah jauh
melebihi ekspektasi siapapun.
Pria
yang kabur hanya bisa mengambil tiga langkah.
Ketika
dia akan mengambil langkah keempat, sebuah busur perak berkilauan membela
tubuhnya menjadi dua. Bagian tubuhnya yang kanan dan kiri jatuh di arah yang
berlawanan. Sebuah bau anyir memenuhi udara ketika organ dalamnya yang berwarna
merah muda tumpah keluar.
"GUWOOOOOOOOOOHHHH!"
Death Knight yang bersimbah darah meraung dengan mengayunkan pedangnya.
Itu
adalah raungan kegembiraan.
Wajahnya
yang gembira tidak salah lagi, meskipun sudah busuk, sebagai seorang pembantai
yang sangat unggul, dia menikmati keputusasaan dan teror dari manusia yang
menyedihkan yang tidak bisa selamat bahkan hanya dari satu sabetannya saja.
Tak
ada yang berani menyerang, meskipun mereka memiliki pedang di tangan.
Pertama,
mereka mencoba menyerang, meskipun mereka ketakutan. Namun pedang mereka yang
mampu menembus pertahanan musuh merekapun tak bisa menembus armor Death Knight.
Sebaliknya,
Death Knight tidak menggunakan pedangnya, tapi mengirimkan Londes terbang
dengan hempasan perisainya dan dia melakukannya tanpa menggunakan kekuatan yang
cukup untuk membunuh.
Jelas
sekali dia mempermainkan mereka, dari caranya yang tidak menggunakan kekuatan
penuh. Sangat jelas terlihat bahwa Death Knight itu ingin menikmati usaha
terakhir dari manusia.
Death
Knight hanya akan serius dan mengirimkan serangan mematikan ketika Knight itu
berusaha kabur.
Knight
pertama yang berlari adalah Ririk. Dia adalah orang yang baik namun seorang
pemabuk parah. Anggota tubuhnya dibabat habis, diikuti kepalanya.
Setelah
melihat dua kematian, knight yang lain tahu apa akibatnya, jadi mereka tidak
berani kabur.
Serangan
mereka tidak efektif, dan mereka akan terbunuh jika mereka lari.
Yang
bisa mereka lakukan hanyalah menunggu giliran untuk disiksa hingga mati.
Meskipun
tidak bisa melihat wajah dibalik helm yang mereka kenakan, semuanya yang hadir
sangat paham nasib mereka. Teriakan pria dewasa berubah menjadi rengekan anak
kecil yang menggema di area sekitar. Orang-orang yang selalu menindas yang
lemah ini tidak terpikir bahwa suatu hari mereka akan seperti itu, mereka
biasanya adalah yang tertawa terakhir.
"Oh
Dewa, tolong selamatkan aku..."
"Oh
Dewa..."
Setela
mendengar rengekan mereka yang mencari keselamatan, kekuatan kaki kiri Londes
pun hilang dia hampir jauh berlutut, dan dia dengan kerasnya mengutuk Dewa --
ataukah berdoa kepadanya?
"Kalian,
kalian semua, pergi dan tahan monster itu!" seorang knight yang putus asa
berteriak. Dia tahu kalau nasibnya sudah ditentukan. Ucapannya terdengar
seperti ayat mazmur.
Pria
yang berbicara itu berdiri di samping Death Knight. Cara dia tersandung ujung
kakinya karena mundur dari mayat temannya cukup lucu.
Londes
mengerutkan kening ketika melihat pria yang dalam keadaan menyedihkan itu.
Sulit diketahui siapa yang mengucapkan kalimat tersebut karena helm mereka yang
tertutup melindungi wajah dan suara mereka dibelokkan oleh ketakutan. Tapi
tetap saja, dia tahu siapa yang berbicara seperti itu.
..Kapten
Belius.
Kerutan
dahi Londes semakin dalam.
Dikalahkan
oleh nafsu birahinya, dia mencoba memperkosa seorang gadis desa lalu meminta
bantuan yang lain setelah dia bertarung melawan ayahnya. Setelah dia dibantu
oleh yang lainnya, dia mencurahkan kemarahannya pada sang ayah dengan
menusukkan pedangnya. Itulah orang semacam dia. Namun, keluarganya adalah orang
yang cukup kaya di negeri mereka, dan dia bergabung dengan unit ini karena
kekayaan keluarganya.
Semuanya
jadi kacau karena dia dijadikan sebagai pemimpin mereka.
"Aku
bukan orang yang seharusnya mati disini! Kalian semua, cepat lindungi aku!
Jadilah perisaiku!"
Tak
ada yang bergerak. Dia memang menjadi pemimpin mereka, tapi dia tidak terkenal
sama sekali. Tak ada yang akan menyerahkan nyawa demi orang semacam dia.
Namun,
Death Knight merespon teriakannya, dan pelan-pelan mengarahkan wajahnya ke arah
Belius.
"Aiiiiiieeeeee-!"
Hal
yang patut dipuji darinya adalah bahwa dia bisa membuat suara sekencang itu
sementara dia berdiri di depan Death Knight.
Saat
Londes mulai menghormati kualitas aneh dari Belius, dia mendengar pria tersebut
berteriak ketakutan :
"Uang,
aku akan memberimu uang! 200 emas!! Tidak, 500 uang emas!!!"
Itu
adalah jumlah yang sangat banyak. Namun saat ini, itu seperti mengatakan kepada
mereka bahwa dia akan memberi membayar mereka yang melompat ke jurang dengan
kedalaman 500 meter demi uang.
Meskipun
tak ada yang merespon, satu orang -- tidak, separuh manusia bergerak
menjawabnya.
"Ubooooooarrrr..."
Bagian
kanan dari anggota tubuh mayat yang terpotong mencengkeram kaki Belius dengan
kuat. Luapan darah dari mulutnya tidak terdengar seperti sebuah kalimat.
"--Ogyaaaaaaaahhhhhhh!!!"
Belius berteriak dalam suara yang tingginya luar biasa. Knight yang sedang
menyaksikan dan penduduk desa terdiam ketakutan, kulit mereka merinding
ketakutan.
Zombie
tuan tanah.
Di
dalam Yggdrasil, makhluk yang dibunuh oleh Death Knight akan menjadi undead
dengan kekuatan yang bisa dibandingkan, menghantui tempat mereka dibunuh.
Menurut peraturan game, jiwa yang terkutuk itu jatuh ke pedang Death Knight
akan menjadi budaknya selamanya.
Belius
berhenti berteriak, dan jatuh seperti boneka yang terputus dari benangnya,
memandang langit. Dia pasti pingsan. Death Knight semakin mendekat ke arah pria
yang tak berdaya itu dan menghujamkan pedangnya yang berkelok-kelok.
Tubuh
Belius mengejang, dan --
"Gu-guwaaaaaaargh!"
Bangun
karena luka yang luar biasa, Belius berteriak: "Le.. Lepaskah akuh!! Akuh
mohoh! akuh akah melakukah apapuh!!"
Dengan
menggunakan kedua tangan, Belius berusaha menggenggam flamberge yang terlanjur
menembus tubuhnya, tapi Death Knight tidak menghiraukan usahanya yang sia-sia
dan terus menghujamkan flamberge miliknya seperti gergaji. Daging dan armornya
dirobek dengan kejam, darah segar mengalir kemana-mana.
"--Ah..
ehhh.. akuh akah memberimuh uagh, le...lepaskah akuh..."
Tubuh
Belius bergidik ngeri, lalu dia menghembuskan nafas yang terakhir. Saat itulah
Death Knight merasa puas, dan dia menyingkir dari mayat Belius.
"Tidak...Tidak...
Tolong, jangan..."
"Oh
Dewa!"
Teriakan
mereka datangnya dari pemandangan yang berada di depannya. Jika mereka lari,
mereka akan tewas dengan cepat, tapi jika mereka tetap disini, mereka tewas
mengerikan. Mereka sangat tahu, tapi tetap saja, mereka tidak menggerakkan
tubuhnya.
"Kuatkan
diri kalian!"
Teriakan
Londes memecah ratapan mereka. Dunia terdiam sejenak, seakan waktu berhenti
berputar.
"--Mundur!
Bunyikan terompet agar para penunggang kuda dan pemanah datang kemari! Sisanya
berusahalah untuk mengulur waktu agar terompet bisa dibunyikan! Aku tak ingin
mati seperti itu! Sekarang maju!"
Semuanya
langsung bergerak.
Tak
ada tanda kepanikan yang tadi menyerang mereka. Semuanya bergerak bersama-sama,
seperti air terjun yang menggelora.
KepaDewa
mereka terhadap perintah tanpa berpikir dahulu membuat suatu keajaiban.
Tidak mungkin mereka bisa bergerak dengan rapi untuk kedua kalinya.
Setiap
Knight melakukan apa yang harus mereka lakukan. Mereka harus melindungi knight
yang akan meniup terompet dan memberi tanda kepada yang lainnya.
Salah
satu prajurit yang mundur beberapa langkah menurunkan pedangnya dan mengambil
terompet dari tasnya.
"OOOOHHHHHHHHHHHH!"
Death
Knight merangsek maju, seperti bereaksi terhadap terompet yang dikeluarkan.
Semuanya terkejut. Jangan-jangan Death Knight ingin menghancurkan kesempatan
mereka untuk kabur agar dia bisa membunuh mereka hingga orang yang terakhir?
Gelombang
kegelapan semakin mendekat, dan semuanya tahu jika maju dan mencoba
menghentikannya sama artinya dengan kematian. Namun, knight yang masih datang
terus satu persatu. Ketakutan mereka sirna sudah oleh ketakutan yang lebih
besar dan mereka merangsek maju untuk menjadi rintangan.
Setiap
kali perisainya bergerak, seorang knight terhempas ke udara.
Setiap
kali pedangnya terayun, seorang knight terbelah menjadi dua.
"Dezun!
Mouret! Penggal kepala mereka yang gugur! Cepat, sebelum mereka bangkit kembali
sebagai monster!"
Knight
yang disebutkan namanya cepat-cepat berlari menuju kawan mereka yang gugur.
Perisai
diayunkan, dam seorang knight terhempas di uadara. Tubuhnya terbelah oleh
Flamberge.
Empat
orang telah hilang nyawanya dalam sekejap mata. Meskipun Londes masih dilanda
ketakutan, dia mempersiapkan pedangnya untuk melawan badai hitam legam yang akan
datang, seperti martyr yang bersiap untuk memberikan nyawanya demi
keyakinannya.
"Ohhh!"
Mungkin
itu adalah isyarat tak berarti, tapi Londes tidak berniat untuk menunggu
kematian. Bersuara lantang seperti maju dalam peperangan, dia mengayunkan pedangnya
dengan seluruh kekuatan pada Death Knight yang datang.
Mungkin
itu dikarenakan keadaannya, tapi otot Londes sudah mencapai batasnya dan
membuatnya kaget. Mungkin itu adalah sabetan terbaik yang pernah dilakukan
Londes selama hidupnya.
Death
Knight mengayunkan Flamberge miliknya pula.
Dalam
sekejap, dunia di depan Londes berputar--
Dan
dia melihat mayatnya yang tanpa kepala jatuh ke tanah, sedangkan pedangnya
terayun-ayu di udara yang tipis.
Lalau
saat itu, terompet dibunyikan.
Tags: baca manga Overlord (Novel) Volume 1 Chapter 3 Part 4 bahasa Indonesia, komik Overlord (Novel) Volume 1 Chapter 3 Part 4 bahasa komik Indonesia, baca Volume 1 Chapter 3 Part 4 online, Volume 1 Chapter 3 Part 4 baru komiku, Overlord (Novel) Volume 1 Chapter 3 Part 4 chapter, high quality sub indo, Overlord (Novel) manga scan terbaru, manhwa web, , kero.id